Selasa, 08 Oktober 2013
Veda
VEDA
Weda (Sanskerta: वेद; Vid,
"ilmupengetahuan")
adalah kitab suciagama Hindu.
Weda merupakan kumpulan sastra-sastra kuno dari zaman India Kuno yang jumlahnya
sangat banyak dan luas. Dalam ajaran Hindu, Weda termasuk dalam golongan
Sruti
(secara harfiah
berarti "yang didengar"), karena umat Hindu
percaya bahwa isi Weda merupakan kumpulan wahyu dari Brahman
(Tuhan).
Weda diyakini sebagai sastra tertua dalam peradaban manusia yang masih
ada hingga saat ini. Pada masa awal turunnya wahyu, Weda diturunkan/diajarkan
dengan sistem lisan — pengajaran dari mulut ke mulut, yang mana pada masa itu
tulisan belum ditemukan — dari guru ke siswa. Setelah tulisan ditemukan, para Resi menuangkan
ajaran-ajaran Weda ke dalam bentuk tulisan.[1]
Weda bersifat apaurusheya, karena
berasal dari wahyu,
tidak dikarang oleh manusia, dan abadi.[2]
Maharesi Byasa,
menyusun kembali Weda dan membagi Weda menjadi empat bagian
utama, yaitu: Regweda,
Yajurweda,
Samaweda
dan Atharwaweda.
Semua itu disusun pada masa awal Kaliyuga
A. WEDA SRUTI DAN WEDA SMRTI
Berdasarkan sistim pertimbangan materi dan
luas ruang lingkup isinya, jumlah jenis buku
Weda itu banyak. Weda itu mencakup berbagai
aspek kehidupan yang menyangkut manusia.
Maha Rsi Manu membagijenis isi Weda itu
kedalam dua kelompok besar yang disebut.
1. Weda Sruti
2. Weda Smrti
'Pembagian dalam dua jenis ini dipakai
selanjutnya untuk menamakan semua jenis buku
yang dikelompokkan sebagai kitab Weda baik
secara tradisional maupun secara institusional
ilmiah' Kelompok Weda Sruti isinya hanya
memuat wahyu sedangkan kelompok smrti isinya
adalah sebagai ingatan kembaliterhadap
Sruti. Jadi Smrti merupakan, buku pedoman yang isinya
tidak bertentangan dengan Sruti. Bila
dibandingkan dengan ilmu politik Sruti adala merupakan
UUD nya Hindu sedangkan Smrti adalah UU.
Pokok dan UU. Pelaksanaannya adalah Nibandha.
Kedua-duanya merupakan sumber Hukqm yang
mengikat yang harus diterima. Oleh karena itu
"Bhagawan Manu" menegaskan dalam
kitabnya "Manawa Dharmasastra" ll 10. sebagai berikut:
Srutistu Wedo Wiineyo dharmacastram tu wai
Smrtih. te sartwarhawam imamsyo tabhyam
dharmohi nirba bhau.
Artinya
Sesungguhnya Sruti (wahyu) adalah Weda
demikian pula Smrti itu adatah Dharmasastra.
keduanya harus tidak boleh diragukan dalam
hal apapun juga karena keduanya adatah kitab
suci yang menjadi umber dari agama Hindu,
(Dharma).(Manawa Dharma Sasfra. lt. 10)

1. Weda Sruti
Kata Sruti sesungguhnya berasal dari bahasa
Sanskerta, dari akar kata Crt. yang berarti
mendengar langsung. JadiWeda Sruti adalah
Kelompok Weda yang ditulis oleh para Maha Rsi
melalui pendengaran langsung dariwahyu lda
Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan.
Kelompok Weda Sruti menurut Bhagawan Manu
merupakan Weda yang sebenarnya ada
weda orisinal. Menurut sifat isinya weda
ini dibagi atas tiga bagian yaitu:
1) Bagian Mantra
2) Bagian Brahmana (Karma Kanda)
3) Bagian Upanisad/ Arnyaka (Jnana Kanda)
1) Rg.
Weda atau Rg. Wedasamhita
2) Sama
Weda atau Samawedasamhita
3) Yayur
Weda atau yayunirredasamhita
4)
Atharwa Weda atau Athanvawedasamhita
Dari keempat kelompok weda itu, tiga
kelompok pertama sering disebut-sebut
sebagai mantra yang berdiri sendiri. Karena
itu disebut rrayi weda atau ,,iri weda,,
Pengenalan catur weda hanya karena
kenyataan weda ini secara sistimatik telah
dikelompokan atas empat weda. Pembagian
empat kelompok isi weda itu yaitu:
1. Rg weda samhita; merupakan kumpulan
mantra-mantra yang memuat ajaran-alaran
umum daram bentuk pujaan (Rc atau Rca's)
Arc = memuja (Arc v Rc)
2. sama weda samhita; merupakan kumpuran
mantra-mantra memuat ajaran umum
mengenai laguJagu pujaan, atau saman
3. Yayur weda samhita; merupakan kumpuran
mantra-mantra yang memuat ajaran
umum mengenai pokok-pokok yajna (yajus,
pluralnya yajumsi). Jenis weda ini ada
dua macam yaitu:
a' Yajur weda hitam (Kresna yajunueda) yang
terdiri atas beberapa resensi antara
lain: Taitiriya samhita dan
Maitrayanisamhita.
b' Yajur weda putih (sukla yajurweda), yang
juga disebut Maitraneyi samhita.
4. Athanua weda samhita; merupakan kumpulan
mantra-mantra yang memuat ajaran
yang bersifat magis (Atharwan).
Kitab Rg' weda merupakan kumpulan dari
ayat-ayat tertentu. Kitab ini dikumpulkan
dalam berbagaijenis resensi, seperti
resensi sakala, Baskala, Aswalayana, sankhyayana,
dan Madukeya' Darilima macam resensiiniyang
masih t"rp"iihrrr;,atli;nsisakata,
sedangkan resensi-resensi lainnya banyak
yang tidak sempurna lagi karena mantra-
mantranya hilang.
Di dalam mempejari ajaran_ajaran
berpedoman pada resensi Sakala untuk
Weda itu.
Hindu itu dewasa ini para sarjana umumnya
mengetahui ajaran yang terdapat di dalam
Rg.
Berdasarkan resensi itu, Rg. weda samhita
terdiri atas 1017 hymna atau lL2gmantra
termasuk bagian mantra walakhitanya. Atau
disebut pula terdiri atas 105g0,12 stanza atau
153826 kata-kata atau 432000 suku kata.
Rg' weda terbagi atas 10 Mandala yang tidak
sama panjangnya. Disamping pembagian
atau 10 Mandara, Rg. weda dibagi pura atas
g bagian yang disebut ,,Astaka,, Mandala
2 - 8 merupakan himpunan ayat-ayat dari
keluarga-keluarga Maha Rsi tunggal, sedangkan
mandala 1 , 9 dan 10 merupakan himpunan
ayat-ayat dari banyak maha Rsi.
Samaweda terdiri atas mantra-mantra yang
berasal dari Rg. Weda. Menurut penelitian
Samaweda terdiri atas 1810 mantra, atau
kadang-kadang ada yang mengatakan 1875.
Samaweda terbagi atas dua bagian yaitu.
1)" Bagian Arcika terdiri atas
mantra-mantra pujaan yang bersumber pada Rg. Weda
2)., Bagian Uttararcika, yaitu himpunan
mantra-mantra yang bersifat tambahan. Kitab ini
terdiri atas beberapa buku nyanyian pujaan
(gana). Dari kitab-kitab yang ada yang
masih dapat kita jumpai antara lain:
Ranayaniya, Kautama dan Jaiminiya
(Talawakara). Walaupun demikian di dalam
usaha penulisan kembali kitab Samaweda itu
telah diusahakan sedemikian rupa
supaya tidak banyak yang hilang.
Yajur Weda terdiri atas mantra-mantra yang
sebagian besar berasal dari Rg. Weda.
ditambah dengan beberapa mintra tambahan
baru. Tambahan ini umumnya berbentuk
prosa. Menurut Bhagawan Patanjali, kitab
ini terdiri atas 101 resensi yang sebagian besar
sudah lenyap. Kitab ini terbagi atas dua
aliran, yaitu:
1) Yajur Weda hitam (krsna Yajur Weda).
Kitab ini terdiri atas 4 resensi yaitu:
a. Katakhassamhita
b. Mapisthalakathasamhita
c. Maitrayamisamhita
d. Taithiriyasamhita (Terdiri atas dua
aliran yaitu Apastamba dan Hiranyakesin)
2), Yajur Weda putih (Sukla yajurweda, juga
dikenal Wajasaneyi samhita). Kitab ini terdiri
atas dua resensi yaitu:
a. Kanwa, dan
b. Madhayandina
Antara kedua resensi itu hanya terdapat
sedikit perbedaan Yayur Weda putih ini
terdiri atas 1975 mantra yang isinya
umumnya menguraikan berbagai jenis yajna besar
seperti: Wajapeya, Rajasuya, Asmawedha,
Sarmawedha dan berbagaijenis yajna lainnya.
Bagian terakhir dari Weda ini memuat
ayat-ayat yang kemudian dijadikan lsopanisad.
Perbedaan pokok antara Yajur Weda Putih
dengan Yajur Weda hitam hanya sedikit
saja. Yajur Weda putih terdiri atas
mantra-mantra dan doa-doa yang harus diucapkan
pendeta di dalam upacara, sedangkan
mantra-mantra didalam Yajunrueda hitam terdapat
pula mantra-mantra yang menguraikan arti
Yajna. Bagian terakhir ini merupakan bagian
tertua dari Yayur Weda itu. Didalam Weda
ini kita jumpai pula pokok-pokok upacara
"Darsapurnamasa" yaitu: upacara
yang harus dilakukan pada saat-saat bulan purnama
dan bulan gelap, disamping berbagai jenis
upacara-upacara besar yang penting artinya
dilakukan setiap harinya.
Atharwa Weda yang disebut
atharurawedangira, merupakan kumpulan-kumpulan
mantra-mantra yang juga banyak berasal dari
Rj. Weda. Kitab ini memiliki 5987 mantra
(puisi dan prosa). Kitab ini terpelihara
dalam dua resensiyaitu:
a.. Resensi Saunaka. Resensi ini paling
terkenal dan terbagi atas 21 buku
b. Resensi Paipplada
ad.2. Bagian Brahmana (Karma Kanda)
Bagian kedua yang terpenting dari kitab
Sruti ini adalah bagian yang disebut
"Brahmana" atau "Karma
Kanda", Himpunan buku-buku ini disebut Brahmana. Tiaptiap
mantra (Rg. Weda, Sama Weda, Yajur Weda dan
Atharura Weda) memiliki Brahmana.
Brahmana berarti doa. Jadi kitab Brahmana
adalah kitab yang berisi himpunan doa-doa
yang dipergunakan untuk keperluan upacara
ya1na.Kadang-kadang Brahmana diartikan
penjelasan yang menjelaskan arti kata
ucapan mantra.
Kitab Rg. Weda memiliki dua jenis buku'
Brahmana yaitu : Aitareya Brahmana dan
Kausitaki Brahmana (Sankyana Brahmana).
Kitab Brahmana yang pertama terdiri atas 40
Bab, dan yang kedua terdiri atas 30 Bab.
Kitab Samaweda memiliki kitab Tandnya
Brahmana yang juga sering dikenal dengan
nama "Pancawimsa ". Kitab ini
memuat legenda (ceritera-ceritera kuno) yang dikaitkan
dengan upacara Yajna. Disamping itu ada
pula "Sadwimsa Brahmana" Kitab ini terbagi atas
25 buku dimana bagian terakhir yang
terkenal adalah kitab "Adhuta Brahmana" merupakan
jenis "Wedangga" yang memuat
mengenai ramalan-ramalan dan penjelasan mengenai
berbagai mujijat.
Kitab Yajunveda memiliki beberapa kitab
"Brahaman" Yajur weda hitam (krsna Yajur
Weda) memiliki Taittiriya Brahmana.
Yajur Weda putih (Sukla Yajurweda) memiliki
Satapatha Brahmana. Nama ini disebut
demikian karena kitab ini terdiri atas 100
adhyana. Bagian terakhir dari kitab ini merupakan
sumber bagian kitab
"Brhadaranyakapanisad". Di dalam kitab Brahmana ini mula-mula kita
jumpai ceritra Sakuntala, Pururawa,
Unr,rrasi dan ceritra-ceritra tentang ikan.
Atharu,ra Weda ini memiliki kitab
"Gopatha Brahmana"
.3. Bagian Upanisad/Aranyaka
Aranyaka atau Upanisad adalah himpunan
mantra-mantra yang membahas berbagai
aspek teori mengenai ke Tuhanan. Himpunan
ini merupakan bagian teori mengenai ke
Tuhanan. Himpunan ini merupakan bagian
Jnana Kanda dari pada Weda Sruti.
Sebagaimana halnya dengan tiaptiap mantra
memiliki kitab Brahmana. Demikian
pula tiap-tiap mantra memiliki kitab-kitab
Aranyaka atau Upanisad. Kelompok kitab-kitab ini
disebut rahasya Jnana karena isinya
membahas hal-hal yang bersifat rahasia.
Di dalam penelitian berbagai naskah kitab
suci Hindu Dr. G. Sriniwasa Murti didalam
introdusi kitab saiwa Upanisad mengemukakan
bahwa tiaptiap caka (cabang ilmu)Weda
merupakan satu upanisad. Dari catatan yang
ada:
1. Rg. Weda terdiri dari 21 sakha
2. Sama Weda terdiri atas 1000 sakha
3. Yajur Weda terdiri atas 109 sakha, dan
4. Athanva Weda terdiri atas 50 sakha
Berdasarkan jumlah sakha itu, yaitu 1180
sakha, maka jumlah upanisad seyogyanya
ada banyak 1180 buah buku tetapi
berdasarkan catatan Muktikopanisad, jumlah upanisad
yang disebut secara tegas adalah sebanyak
108 buah buku. Adapun perincian dari pada
kitab-kitab Upanisad itu adalah sebagai
berikut:
1. Upanisad yang tergolong jenis Rg. Weda
yaitu antara lain:
Aitareya, Kausitaki, Nada-bindu,
Atmaprabedha, Ninvana, Mudgala, Aksamalika, Tripura,
Saubhagya, dan Bahwrca lJpanisad, yang
semuanya berjumlah sepuluh Upanisad.
2. Upanisad yang tergolong jenis Sama Weda
yaitu antara lain:
Kena, Chandogya, Aruni, Maitrayani,
Maitreyi, Wajrasucika, Yogacudamani, Wasudewa,
Mahat, Sanyasa, Awyaka, Kondika, Sawitri,
Rudrasajabala, Darsana dan Jabali.
Semuanya berjumlah enambelas Upanisad.
3. Upanisad yang tergolong jenis
Yajunrrreda, yaitu antara lain:
a. Untuk jenis Yajur Weda Hitam, terdiri
atas
Kathawali, Taittriyaka, Brahma, Kaiwalya,
Swetaswastara, Garbha, Narayana,
Amrtabindu, Asartanada, Katagnirudra,
Kausika, Sarurrasara, Sukharahasya,
Tejebindu, Sakanda, Sariraka, Yogasikha, Ekaksara,
Aksi, Awad huta, Pranagni kotra,
Wahara, Kalisandarana, dan
Saraswatirahasya, semuanya berjumlah tigapuluh dua
Upanisad.
b. Untuk jenis Yajur Weda putih, terdiri
dari :
lsawasya, Brhadaranyaka, Jabala, Hamsa,
Prramahamsa, Subata, Matrika,
Niralambha, Trisikhibrahmana, Mandala
brahmana, Adwanyataraka,
Pinggalabhiksu, Turiyatita, Adhyatma,
Tarasara, Yajnawalkya, Satyayani dan
Muktika. Semuanya berjumlah sembilan belas
Upanisad.
4. Upanisad yang tergolong jenis Athanrua
Weda, yaitu antara lain:
Prana, Munduka, Mandukya, Athanruasira,
Athanrua sikha, Brhajjabala, Nrsimhatapini,
Naradapariwrajaka, sita, sarabha,
Mahanarayana, Ramarahasya, Ramatapini,
Sandilya, Paramahamsapariwrajaka,
Annapurna, surya, Atma, pasupata, parabrahma,
Tripuratapini, Dewi, Bhawana, Brahma,
Gamapati, Mahawakya, Gopalatapini, Krsna,
Hayagriwa, Dattatreya, dan Garuda Upanisad.
Semuanya berjumlah tiga puluh satu
upanisad.
Dengan memperhatikan deretan nama-nama
kelompok Mantra, Brahmana, dan Upanisad
diatas' jelas bahwa kitab sruti
meliputijumlah yang cukup banyak. Untuk mendalami dharma,
semua buku-buku itu adalah merupakan sumber
utama dan kedudukannya mulak perlu di hayati.
2. Weda Smrti
smerti merupakan kitab suci agama Hindu,
sesudah veda cruti. Kitab smrti memuat
tentang ajaran hukum agama Hindu, yang juga
disebut Dharma atau Dharma Sastra. Dharma
berartr hukum dan sastra berarti ilmu.
Dharma sastra berarti ilmu hukum agama
Hindu. Kata smrti berasal dari bahasa
sansekerta dari kata smrta (neuter)
berarti: ingatan, menjadi kata smrti (feminime) berarti:
ingatan. kenangan, tradisi yang berwenang.
Kitab smrti adalah kitab suci veda yang
ditulis berdasarkan ingatan oleh para Maharesi
dari wahyu sang Hyang widhi / Tuhan Yang
Maha Esa. Kitab smrti adalah kitab Veda juga,
karena fungsi dan kedudukannya dipersamakan
dengan kitab veda cruti.
Keterangan tentang hal tersebut di atas,
kita temukan dalam beberapa kitab agama
Hindu antara lain:
a. Kitab Menawa Dharma Sastra Bab il.10
menyebutkan sebagai berikut:
Crutistu Wedo Wijneyo
dharmacastram tu wai smrlih
te sa rwarthes wa m i m a n sye
ta bhyam d h a rmoh i n i rbabh a u
artinya:
Yang dimaksud dengan cruti ialah weda dan
dengan smrti adatah Dharma sasfra,
kedua macam pustaka suci ini tidak boleh
diragu-ragukan kebenarannya mengenai
apapun juga karena dari keduanya itu hukum
ini.
b. Kitab Sarasamuscya 37, menyebutkan
sebagai berikut:
Crutiwedah samakhyato
dharmacastram tu wai smftih,
te sarwatheswam imamsye
tabhyam dharmo winir bhrtah
Nyang ujarekena sakareng, Cruti ngaranya
Dharma Sasfra Smfti ngaranira, Sang Hyang
Sang Hyang Catur Weda, Sang Hyang
Cruti lawan Sang Hyang Smrti sira juga
pramanakena, tutakena waramawarah nira,
ring asing prayaiona, iawat mangkana
paripurna alem Sang Hyang Dharma Prawrtti
Artinya:
yang akan dibicarakan sekarang Cruti
namanya catur weda, Dharmasastra smrti. Cruti
dan smrti, keduanya supaya dijadikan jalan,
supaya dituruti ajarannya untuk setiap
usaha, selama demikian halnya, maka
sempurnalah dalam berbuat dharma.
c. Kitab Bhagavad Gita XVl. 23,
menyebutkan:
yah sastravidhim utsriiYa
vartate kamakaratah
na sa siddhim avaPnoti
na sukham na Param gatim
Artinya:
Tetapi ia yang tidak
dorongan keinginan
teftinggi.
^"n)ror*ati ajaran-aiaran kitabsuci
sasfra dan berbuat atas
belaka tak mencapai kesempurnaan,
kebahagiaan dan tuiuan
Berdasarkan ketiga uraian di atas, dengan
jelas dapat kita pahami bahwa Smrt
merupakan kitab suci agama Hindu.
Smrti adalah kitab suci Weda yang ditulis
berdasarkan ingatan oleh para Maharesr
bersumberkan pada Veda Cruti. Dengan
demikian isi kitab-kitab Smrti tidak boleh bertentangan
dengan Weda Cruti.
Kitab Smrti adalah merupakan kitab
pendukung dan penjelasan dari kitab Weda Cruti.
yang ditulis oleh banyak Maharesi. oleh
karena itu pergunakanlah kitab-kitab sastra sebagat
petunjuk untuk menentukan tentang segala
sesuatu yang harus kita kerjakan dan untuk dapat
mengetahui apa yang patut kita kerjakan.
Beberapa kitab suci agama Hindu yang
termasuk kitab Smrti, antara lain : Mananra
Dharma Sastra, Sarasamuccaya, Clokantara,
Tattwa Suksma, Bharatayudhya, Yoga Sura
Ramayana, Niti sastra, cilakrama, Manu
Smrti, Yajna Pawitra dan Brahmanda Purana'
Kitab-kitab suci yang tergolong jenis kitab
Smrti itu banyak jumlahnya, dan penulisnyapun
banyak pula. Hal semacam ini disebabkan
oleh munculnya berbagai macam kebutuham
masyarakat (umat Hindu) yang diisyaratkan
oleh Veda dalam mencapai keadilan, keamanam'
kesejahteraan dan kebahagiaan hidup.
Untuk dapat mengamalkan Veda secara benar
di dalam upaya mewujudkan tujuan hidup
secara rohani dan jasmani, jenis
kitab-kitab Smrti perlu dipergunakan sebagai pedoman hidup
(dipedomani).
Berdasarkan kebiasaan yang telah berjalan,
jenis kitab-kitab Smrti dikelompokkan
menjadidua (2) kelompok besar, yang
terdiridari:
a. Kelompok Vedangga
b. Kelompok Upaveda
a. Jenis atau kelompok Vedangga
Kata Vedangga, terdiri dari kata : Veda dan
Angga (bahasa Sansekerta). Veda berarti
ilmu pengetahuan suci dan angga berarti
bagian, anggota, badan, sumber, dasar.
Vedangga berarti batang tubuh dari Veda.
Untuk dapat mempelajari, memahami,
dan mendalami Veda dengan baik, kita
hendaknya terlebih dahulu mendalamiVedangga.
vedangga sebagai kitab smrti, terdiri dari
beberapa kitab, antara lain :
1) Siksa (Phonetika) .
Siksa adalah kitab Vedangga yang isinya
menguraikan tentang petunjuk-
petunjuk tata cara mengucapkan mantra yang
tepat sesuai dengan tinggi-rendahnya
tekanan suara.
Untuk dapat mengucapkan mantra (Weda Cruti)
dengan baik, fungsi kitab
siksa ini adalah sangat penting. Dalam
hubungannya dengan mempelajari mantra
(Weda Cruti) kitab-kitab siksa, juga
disebut dengan nama pratisakhya.
Adapun kitab-kitab pratisakhya yang masih
sampai saat ini adalah :
a) Rg. Veda Pratisakhya
b) Taittiriya Pratisakhya Sutra
c) Wajasaneyi Pratisakhya Sutra
d) Sama Pratisakhya
e) Athanva Weda pratisakhya Sutra
2) Wyakarana (Tata Bahasa)
Kitab Wyakarana isinya menguraikan tentang
tata bahasa, untuk dapat
menghayati Veda dengan benar, kecil
kemungkinannya dapat diketahui, tanpa
mengerti dan mengetahui tata bahasanya.
Oleh karenanya kitab Wyakarana ini
memiliki fungsi yang sangat penting di
dalam kita mempejari Veda.
Para Maharesi yang mendalami tentang tata
bahasa (Veda) adalah : Maharesi
Sakatayana, Begawan panini, Maharesi
patanjali, dan Begawan yaska.
Di antara orang suci tersebut di atas, yang
terkenal adalah Begawan panini.
Beliau menulis Kitab Asta Dhyayi dan
patanjali Bhasa.
Begawan Panini adalah orang suciyang
pertama kali mengenalkan kata bahasa
Sanskerta populer (bahasa yang dipergunakan
oleh masyarakat) dan bahasa Daiwak
yaitu bahasa para Dewa-Dewa.
Chanda (Lagu)
Chanda adalah cabang Veda yang secara
khusus membicarakan tentang aspek
ikatan bahasa dalam Veda yang disebut lagu.
Dalam mempelajari Veda kita perlu
mendalami kitab Chanda, karena bersumberkan
pada pendalaman kitab Chanda
semua ayat-ayat Veda dapat dipelajari
secara turun temurun. Hal ini kita dapat
persamakan dengan berbagai macam nyanyian
yang dapat dinyanyikan dan mudah
diingat.
Dari berbagai macam kitab-kitab Chanda,
yang masih terdapat utuh sampai
sekarang ada dua buah buku, yaitu : Midana
Sutra dan Chanda Sutra. Kedua kitab ini
dihimpun oleh Begawan Pinggala.
Nirukta
Kitab-kitab Nirukta berisikan tentang
penafsiran otentik yang berhubungan
dengan kata-kata yang terdapat dalam Veda.
Kitab Nirukta ditulis oleh Begawan Yaska
pada tahun t 800 SM.
Kitab Nirukta hasil karya Begawan Yaska,
isinya menguraikan tentang tiga
macam sesuatu hal, yaitu :
a) Memuat kata-kata yang memiliki arti sama
atau Naighantuka Kanda.
b) Memuat kata-kata yang memiliki arti
ganda atau disebut Naighama Kanda.
c) Memuat tentang nama-nama paru Dewa yang
ada di angkasa, bumi dan sorga
atau disebut Daiwatganda.
Jyotisa (Antronomi)
Kitab Jyotisa, isinya yang terutama adalah
menguraikan tentang peredaran
tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya
yang dipandang dan dianggap memiliki
pengaruh dalam pelaksanaan yadnya.
Kitab Jyotisa adalah kitab pendukung Veda,
yang menguraikan tentang pokok-
pokok pengetahuan dalam bidang astronomi.
Melalui pengetahuan yang terdapat dalam kitab
Jyotisa juga kita dapat
memahami, bahwa bagaimana Veda mengajarkan
kepada umatnya untuk dapat
berhubungan secara harmonis dengan alam dan
lingkungannya berdasarkan yadnya.
Di antara kitab Jyotisa, yang terdapat
masih sampai sekarang adalah kitab
Jyotisa Wedangga. Kitab ini memiliki
hubungan dengan kitab Veda Cruti, Rg. Veda,
dan Yajur Veda.
6) Kalpa
Kitab Kalpa adalah jenis kitab Smrti
(Vedangga) yang isinya berhubungan
dengan kitab Brahmana dan kitab-kitab
mantra.
Kitab Kalpa initerdiri dari beberapa bidang
kitab antara lain :
a) Bidang Srauta
b) Bidang Grhya
c) Bidang Dharma
d) Bidang Suliwa
Dari ke-4 (empat) bidang kitab Kalpa
tersebut di atas, kebanyakan di antaranya
isinya berhubungan dengan kitab-kitab
Brahmana. Dan hanya sebagian kecil yang
berhubungan dengan kitab-kitab Mantra.
a) Kitab Srauta .
Kitab Srauta atau juga disebut Srauta
Sutra, isinya memuat berbagai macam
ajaran mengenaitata cara melakukan yadnya.
Tata cara melakukan yadnya yang
dimaksud antara lain tata cara upacara yadnya,
penebusan dosa, dan lain-lain
serta tata cara upacara yadnya yang
berhubungan dengan upacara keagamaan,
baik dalam tingkatan upacara besar, upacara
kecil, dan upa€ra harian (tiaptiap
hari).
b) Kitab Grhya
Kitab Grhya juga disebut dengan nama Grhya Sutra.
Kitab Grhya Sutra,
isinya menguraikan tentang berbagaiajaran
mengenaiaturan pelaksanaan yadnya
yang mesti dilaksanakan oleh orang-orang /
masyarakat (umat Hindu) yang telah
hidup berumah tangga.
Berhubungan dengan kitab Srauta dan Grhya
Sutra (Kalpa) terdapat kitab
Sradha Kalpa dan Pitri Medha Sutra.
Kedua kitab tersebut di atas (Sradha Kalpa
dan Pitri Medha Sutra) isinya
menguraikan tentang pokok-pokok ajaran yang
berhubungan dengan tata cara
upacara untuk anrvah orang-orang yang telah
meninggal dunia.
Di samping itu pula terdpat kitab : Prayas
Cita Sutra sebagai pendukung dari
Kitab Waitana Sutra (Atharwa Weda).
c) Kitab Dharma Sutra
Kitab Dharma Sutra, isinya menguraikan
tentang berbagai macam aspek
mengenai peraturan hidup bermasyarakat dan
bernegara.
Kitab Dharma Sutra juga disebut Dharma
Sastra. Kitab Dharma Sutra
dipandang sebagai kitab yang sangat penting
di antara kitab-kitab jenis Kalpa.
Karena dipandang sangat penting, maka
terdapatlah kesan bahwa Veda Smrti itu
adalah Dharma Sastra.
Di antara orang suciyang disebutkan sebagai
penulis kitab Dharma Sastra
adalah Bhagawan Manu, Bhagawan Apastamba,
Bhagawan Bhaudhayana,
Bhagawan Harita, Bhagawan Wisnu, Bhagawan
Wasistha, Bhagawan Waikanasa,
Bhagawan Sankha Likhita, Bhagawan Yajnawalkya
dan Bhagawan Parasara.
Dari nama-nama para orang suci penulis
Dharma Sastra tersebut di atas,
yang paling terkenal adalah Bhagawan Manu.
Karya sastra beliau di bidang
Manawa Dharma Sastra ditulis oleh Bhagawan
Bhrgu. Ajaran yang termuat dalam
kitab Manawa Dharma Sastra yang ditulis
oleh Bhagawan Bhrgu menyebar di
seluruh pelosok dunia, seperti di lndia, di
campa, di Kamboja, di rhailand dan
sampai di Indonesia.
Agama Hindu mengajarkan kepada umatnya,
bahwa dalam hidup dan
kehidupan kita ini, dilalui oleh empat
zaman atau juga disebut Catur Yuga.
Bhagawan Sankha likhita', bahwa
masing-masing juga dariCaturYuga mempunyai
Dharma Sastranya tersendiri, seperti :
(1) Pada masa Satya lKrtha Yuga berlaku
kitab Manawa Dharma Sastra karya
sastra dari Bhagawan Manu.
(2) Pada masa Trita Yuga berlaku kitab
Dharma sastra yang ditulis oleh Bhagawan
Yajnawalkhya.
(3) Pada masa Dwapara Yuga berlaku kitab
Dharma Sastra buah karya Bhagawan
Sankha Likhita.
(4) Pasa masa Kaliyuga dipergunakanlah
Dharma Sastra yang ditulis oleh
Bhagawan Parasara.
Di antara keempat kitab Dharma Sastra
tersebut, yang diterapkan untuk
masing-masing bagian Catur Yuga adalah
memiliki sifat saling mengisi atau
melengkapidi antara satu dengan yang
lainnya.
d) Kitab Suliwa Sutra
Kitab Suliwa Sutra adalah merupakan bagian
terakhir dari kitab-kitab Kalpa"
Kitab Sutiwa Sutra ini, isinya memuat
tentang petunjuk dan peraturan-
peraturan mengenaitata cara membuat dan
mendirikan tempat suci untuk beribadat
(Pura, Candi), bangunan-bangunan lainnya yang
berhubungan dengan arsitektur.
Kitab Sulwa Sutra memiliki beberapa bentuk
buku, antara lain : Kitab Silpa
sastra, Kitab Kautuma, Kitab Mayatama,
Kitab wastu widya, Kitab Manasara.
Kitab Wisnu Dharmotara Purana, dan
sebagainya.
b. Jenis atau Kelompok tJpaweda
Kitab-kitab Upaweda merupakan kitab
kelompok kedua dari Veda Smrti,
setelah kitab-kitab Vedangga. Kata upaweda
berasal dari bahasa Sanskerta, yang terdiri
dari dua kata, yaitu : kata upa dan veda.
Kata "upa" dapat diartikan ,,dekat,, dan kata
"veda" berarti "pengetahuan
suci (kitab suci),,.
Upaweda berarti dekat dengan Veda
(Pengetahuan suci). Upaweda juga
diartikan Veda tambahan.
Kitab Upaweda memiliki fungsi sama
pentingnya dengan kitab-kitab Smrtti
yang lainnya.
Kitab upaweda terdiri dari beberapa cabang
ilmu, antara lain :
1) ltihasa
Kitab ltihasa dikerompokkan daram
kitatrkitab upaweda.
Kata ltihasa terdiri dari tiga suku kata,
yakni ,'lti-ha-sa,,yang artinya
"sesungguhnya kejadian itu begitulah
nyatanya.
Nama ltihasa pada mulanya diberikan oleh
penulis kitab Mahabharata pada bagian
Adiparwa yaitu Bhagawan Wiyasa.
Itihasa adalah sebuah epos yang
menceritakan sejarah perkembangan raja-raja dan
kerajaan Hindu di masa lampau. ltihasa
adalah karya sastra yang bersifat spiritual,
di mana ceritanya penuh filsafat, roman,
kewiraan dan mitologi.
Kitab ltihasa terdiri dari kitab Ramayana
(terdiri dari 7 kanda) dan Mahabharata
(terdiri dari 18 parwa).
Purana
Kitab Purana adalah bagian dari kitab-kitab
Upaweda.
Kitab Purana berisikan berbagai macam
cerita dan keterangan kebiasaan-kebiasaan
yang berlaku pada zaman dahulu kala (kuno).
Artha Sastra
Kitab Artha Sastra ini berisikan tentang
pokok-pokok pemikiran bidang ilmu potitik.
Artha Sastra sebagai bagian dari kitab
Upaweda, ditulis oleh Bhagawan Brhaspati.
Jejak beliau di dalam tulis-menulis
kitab-kitab "Artha Sastra" diikuti oleh Maharesi
Kautilya (Canakhya).
Di samping Maharesi Kautilya yang mengikuti
Bhagawan Brhaspati dalam menulis
kitab-kitab Artha sastra, ada juga Bhagawan
yang rainnya, seperti : Bhagawan Usana
dan Bhagawan Parasara, Danding, wisnugupta,
Bharadwaja, dan wisalaksa.
Kitab-kitab yang tergolong kitab Artha
Sastra yang lainnya adalah Niti Sastra atau
Rajadharma (Dandaniti). Jenis kitab Artha
Sastra yang diubah di lndonesia adalah
jenis Usana dan Niti Sastra, serta
Sukraniti.
4) Ayur Weda
Kitab Ayur Weda kelompok kitab Upaweda,
yang isinya menguraikan tentang
bidang ilmu kedokteran atau kesehatan baik
rohani maupun jasmani.
Adapun nama kitab yang termasuk kelompok kitab
Ayur weda adalah kitab Caraka
Samhita, Susruta Samhita, Kasyapa Samhita,
Astanggahrdaya, Yogasara dan Kama
Sutra.
Berdasarkan materi yang terdapat dalam
kitab Ayur Weda maka isi kitab Ayur
Weda meliputi delapan bidang ajaran umum,
yaitu :
a) Salya yaitu ajaran mengenai ilmu bedah
b) Salkya adalah ajaran mengenai ilmu
penyakit
c) Kayakitsa yaitu ajaran mengenai ilmu
obat-obatan
d) Bhuta Widya yaitu ajaran mengenai ilmu
psikoteraphy
e) Kaumara Bhrtya yaitu ajaran mengenai
pendidikan anak-anak, dan merupakan
dasar bagi ilmu jiwa anak-anak.
0 Agada Tantra yaitu ilmu toxikologi
g) Rasayama Tantra yaitu ilmu mujizat, dan
h) Wajikarana Tantra yaitu ilmu jiwa remaja
Kitab Caraka Samhita merupakan baginn dari
kitab Ayur Weda. Kitab tersebut
memuat delapan bidang ajaran, antara lain :
a) Sutrathana
b) Nidanasthana
c) Wimanasthana
d) Sarithana
e) lndiyasthana
0 Cikitasasthana
g) Kalpasthnana
h) Siddistana
isinya menguraikan tentang ilmu pengobatan
isinya memuat tentang berbagai penyakit
yang bersifat
umum
isinya menguraikan tentang ilmu pathologi
isinya menguraikan tentang ilmu anatomi dan
embriology
isinya menguraikan tentang materia diagnosa
dan prognosa
isinya menguraikan tentang ajaran khusus
mengenai
pokok-pokok ilmu therapy
isinya menguraikan tentang ajaran di bidang
theraphy
secara umum
isinya juga menguraikan tentang pokok-pokok
di bidang
therapy secara umum.
Berdasarkan catatan yang ada kitab
Kalpasthana dan Kitab Siddhistana telah
diterjerahkan ke dalam bahasa Arab dan
Persia pada tahun 800 Masehi.
Kitab Susruta Samhita ditulis oleh Bhagawan
Susanta. Kitab ini isinya menguraikan
tentang pentingnya aiaran umum di bidang
ilmu bedah. Di samping itu pula kitab
Susruta Samhita mencatatkan berbagai macam
alat-alat yang dapat dipergunakan
dalam pembedahan.
Kitab Yogasara dan Yogasastra ditulis oleh
Bhagawan Nagarjuna. Kedua kitab ini
rsinya menguraikan tentang pokok-pokok ilmu
yoga yang berhubungan dengan
sistem anatomi dalam pembinaan kesehatan,
baik jasmani maupun rohani.
Kitab Kama Sutra ditulis oleh Bhagawan
Watsyayana pada abad ke-10 Masehi.
Kitab Kama Sutra berhubungan dengan kitab
Wajik aranaTantra. lsinya menguraikan
tentang ajaran ilmu jiwa remaja.
Gandhanva Weda
Kitab Gandharwa weda merupakan bagran dari
kitab-kitab Upaweda.
Gandharwa Weda sebagai kitab Siprti, juga
memiliki beberapa bagian kitab-kitab
lagi, seperti: Natya sastra. kitab Natya
wedagama, Dewa Dasa Sahasri, Rasarnawa,
Rasaratnasamucaya, dan yang lainnya.
Kitab Gandharwa Weda, isinya menguraikan
tentang berbagai aspek cabang ilmu
seni.
Kama Sastra
Kitab Kama Sastra adalah termasuk kitab
suci agama Hindu pada bagian
Smrti (Upaweda). Kama Sastra sebagai bagian
dari jenis kitab Upaweda isinya
menguraikan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan asmara, seni
atau rasa indah.
Di dalam upaya untuk mewujudkan salah satu
tujuan hidup, umat beragama
dipandang perlu untuk membangkitkan rasa
indah tersebut. Kebangkitan dari rasa
indah manusia terbentuk untuk berbakti
kepada Sang Hyang Widhi/Tuhan yang
Maha Esa, hendaknya dipedomani oleh Kama
Sastra. Karena dengan demikian
asmara dan rasa indah yang muncul itu tentu
terarah/bernilai positif adanya.
Diantara kitab-kitab Kama Sastra yang
terkenal adalah karya dari Bhagawan
Watsyayana.
7) Agama
Kitab agama itu baru ada setelah Agama
Hindu ada dan berkembang di dunia.
Menurut Veda, agama Hindu boleh dan dapat
dipelajari oleh seluruh umat manusia.
Hal ini termuat dalam kitab Yajur Veda
sebagai berikut:
"Yaatkeram wacarn kalyanin awadoni
janebhyah,
Brahma Rajanyabhyam cudraya caryaya ca
siwaya caranayaca',
s)
6)
Pelajaran Agama Hindu Kelas Xl
Aftinya:
"Biar kunyatakan disini kitab suci ini
kepada orang-orang banyak, kepada kaum
Brahmana, kaum Ksatrya, kaum Sudra, dan
kaum Waisya dan bahkan kepada
orang-orangKu dan kepada mereka
(orang-orang asing) sekalipun.
(Yajur Veda XVl, 18l"
Berdasarkan bunyi Cloka tersebut di atas
dinyatakan bahwa kitab suci Veda (agama
Hindu) dapat dipelajari oleh siapa saja,
tidak terkecuali. Namum menyadari akan
kekurang sempurnaan kita sebagai umatnya,
maka tidak akan semuanya dapat
mempelajarinya dengan sempurna.
Disamping itu kita juga perlu menyadari
bahwa, Veda sebagai sumber ajaran agama
Hindu mengandung ajaran yang sangat tinggi.
Bagi mereka yang belum dapat mempelajari
Veda dapat belajar agama Hindu
berdasarkan kitab-kitab agama.
Kitab agama isinya memuat ajaran tentang
keyakinan adanya Tuhan Yang Maha
Esa dan petunjuk-petunjuk untuk
melaksanakan tata cara persembahyangan.
Dari uraian di atas dapatlah kita simpulkan
bahwa jumlah kitab-kitab Smrti yang
dapat kita pergunakan sebagai petunjuk
untuk menata kehidupan berhubungan
dengan Sang Hyang Widhi/ Tuhan Yang Maha
Esa, banyak jenisnya. Hal ini sesuai
dengan ucapan kitab Smrti (Dharma Sastra)
sebagai berikut:
"Wedo'khilo dharma mulam smrti cile ca
tad widam
acaracca iwa sadhunam atmanasfusfir ceva
ca"
Artinya:
Seluruh Weda merupakan sumber utama
daripada dharma (agama Hindu)
kemudian barulah Smrti, disamping
kebiasaan-kebiasaan yang baik dari orang-
orang yang menghayatiVeda (sila) dan
kemudian tradisi-tradisi dari orang-orang
suci (acara) serta yang terakhir adalah
rasa puas diri sendiri (atmanastusti)
(Manawa Dharma Sastra ll.6)
Pelajaran Agama Hindu Ketas Xt
I
B. RANGKUMAN
Kitab suci adalah cara yang baik untuk
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran
Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa
yang dianut oleh umat Hindu. Tuhan yang
Maha Esa/lda Sang Hyang Widhi Wasa
mewahyukan ajaran-Nya melalui orang-orang Suci untuk
disebarkan pada kita semua. Ajaran beliau
yang diwahyukan kepada Maha Rsi dituliskan pada
buku. yang disebut kitab suci Weda. Weda
sebagai kitab suci umat beragama Hindu, berdasarkan
pengelompokannya ada yang disebut dengan
nama Weda Qruti dan Weda Smrti.
lstilah Qrut berarti Wahyu. Weda Qruti
adalah kitab Wahyu Tuhan. Semua ayat-ayat yang
terdapat didalamnya merupakan Wahyu dari
Tuhan yang kemudian dihimpun dalam beberapa
buah buku menurut umurnya dan
peruntukannya. Menurut sifat dan isinya weda Qruti dibedakan
atas kelompok mantra, kelompok Brahmana,
kelompokAnanyaka dan Upanisad. Kelompok mantra
didasarkan atas pertimbangan fungsi dan
kegunaannya di bagi menjadi empat, yang disebut Catur
Weda Samhrta yaitu Rg.Weda Samhita, Yajur
Weda Samhita, Sama Weda Samhita dan Atharwa
Weda Samhita.
Smrti (Dharma Sastra), ltihasa, dan Purana
adalah kitab-kitab Weda yang ditulis oleh para
Rsi berdasarkan ingatannya, bersumber dari
wahyu lda Sang Hyang widhl wasa.
Smrti ltihasa dan Purana berrsikan berbagar
macam ajaran yang berhubungan dengan
lda Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi
beliau dan ciptaan-Nya, Ethika (sosial, budaya,
ekonomi, politik dan pertahanan/keamanan)
selta upacara (ritual) agama.
Manusia adalah makhluk hidup yang
diciptakan lda Sang Hyang Widhi Wasa. Sebagai insan
Tuhan, manusia memiliki beberapa kewajiban
yang mestidilaksanakan dalam kehidupan ini. Sudah
menjadi kodratnya manusia untuk
melaksanakan kewajiban hidupnya. Salah satu kewajiban hidup
manusia yang harus dikerjakan adalah
menegakkan kebenaran. Kebenaran yang utama adalah
kebenaran yang ada pada lda sang Hyang
widhi wasa. Kebenaran beliau dapat kita laksanakan
dengan jalan memahami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran agama.
Mari kita dalam sastra-sastra agama, yang
terkandung dalam kitab suci Weda Qruti maupun
Smrti untuk dipergunakan didalam menuntun
kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita dapat
meningkatkan budi pekerti dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara